MATACAMERA.ID , Pontianak — Dalam upaya memperkuat komunikasi dengan publik, pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pontianak, Mulyadi-Harti, menggelar dialog terbuka bersama para jurnalis dengan tema "Menyerap Gagasan Konstruktif untuk Pembangunan Kota Pontianak". Acara yang berlangsung di Hotel Borneo Pontianak pada Jum'at (27/9) tersebut dihadiri puluhan jurnalis dari berbagai media. Keduanya memaparkan visi dan misi dengan penuh semangat, merespons antusiasme dari para pewarta yang hadir.
Ibu Harti, calon Wakil Walikota, mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan rencana kerja yang ia gagas. Dalam paparannya, Harti menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan di Pontianak. Ia bertekad untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya dalam meningkatkan kesempatan usaha dan peluang berkarya. "Kami akan memastikan bahwa perempuan Pontianak memiliki akses yang sama untuk berkontribusi di berbagai bidang, terutama di sektor ekonomi kreatif," ungkap Harti.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar dan seluruh partai pendukung yang tergabung dalam koalisi. "Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan kepada kami. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan Pontianak yang lebih inklusif dan progresif," tambahnya.
Tidak hanya fokus pada pemberdayaan perempuan, Harti juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap penyandang disabilitas dan pengembangan UMKM. Menurutnya, Pontianak memiliki potensi besar sebagai kota yang ramah bagi pelaku usaha kecil dan menengah. “Kita akan memperkuat ekosistem UMKM agar mampu bersaing, terutama di sektor kuliner yang saat ini berkembang pesat,” jelasnya, sembari memaparkan rencana strategis untuk memperbaiki sistem yang sudah ada.
Pada sesi berikutnya, calon Walikota Mulyadi berbicara dengan nada optimis. Mengawali dengan kisah pengalamannya selama berkecimpung di dunia birokrasi dan organisasi, ia menegaskan komitmennya untuk membawa perubahan signifikan bagi kota ini. Sebagai mantan Sekda Kota Pontianak, Mulyadi memiliki visi besar untuk menjadikan Pontianak sebagai pusat wisata kuliner Kalimantan Barat.
“Saya melihat Pontianak punya potensi luar biasa dalam hal kuliner. Namun, kita belum memiliki pusat kuliner yang terintegrasi. Ke depan, kami berencana membangun kawasan khusus yang tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga menjadi daya tarik wisata baru bagi kota ini,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Selain itu, Mulyadi juga menyoroti pentingnya pengelolaan seni dan budaya agar lebih dikenal di kancah internasional. “Pontianak memiliki warisan seni dan budaya yang kaya. Ini harus kita angkat dan kenalkan ke dunia, sehingga bisa menjadi kebanggaan tidak hanya bagi warga Pontianak, tetapi juga bagi Indonesia,” tegasnya.
Masalah klasik seperti drainase pun tak luput dari perhatiannya. Mulyadi mengakui bahwa sistem drainase di Pontianak perlu perhatian khusus, terutama karena banjir sering melanda beberapa wilayah saat musim hujan. “Kita akan melakukan perbaikan besar-besaran pada sistem drainase untuk memastikan warga Pontianak bisa hidup dengan nyaman dan aman,” tambahnya.
Dialog semakin hidup ketika sesi tanya jawab dibuka. AZ, salah satu jurnalis senior, menyinggung soal pemerataan pembangunan yang masih terfokus di pusat kota. “Pemerataan ini penting agar tidak semua beban terpusat di pusat kota. Perlu terobosan besar untuk membangun kawasan-kawasan penyangga yang bisa mendukung perkembangan ekonomi dan infrastruktur,” ujar AZ.
Mulyadi pun menyambut gagasan ini dengan positif. “Ini sejalan dengan rencana kami. Kita ingin menata Pontianak secara keseluruhan, menciptakan keseimbangan pembangunan yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kota ini butuh perubahan besar, dan kami siap untuk mewujudkannya,” jawabnya penuh optimisme.
Dengan menutup dialog tersebut, Mulyadi-Harti menegaskan kembali bahwa visi mereka adalah membangun bukan hanya fisik kota, tetapi juga sistem yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. "Kami ingin Pontianak dikenal bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Masyarakat Pontianak harus menjadi aktor utama dalam perubahan ini, bukan sekadar penonton,” tutup Mulyadi dengan penuh semangat, disambut tepuk tangan meriah dari para jurnalis yang hadir.
Dialog bersama jurnalis ini menjadi salah satu momentum penting bagi paslon Mulyadi-Harti untuk memaparkan rencana-rencana mereka, sekaligus mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak. Dengan visi besar yang mereka usung, keduanya berkomitmen untuk membawa Pontianak menuju perubahan yang lebih baik dan inklusif.[AZ]